Sebagai jejaring sosial terbesar di
dunia, Facebook telah memberikan gaya hidup baru bagi masyarakat masa kini.
Pergeseran pola interaksi sosial mulai terlihat, seiring makin banyaknya
interaksi-interaksi tersebut yang mulai berpindah media ke dunia maya. Namun,
di dunia internet, selalu ada etika jejaring sosial yang dijunjung tinggi untuk
menjaga kepentingan dan norma sosial yang ada. Berikut ini 7 etika jejaring sosial yang
Anda harus perhatikan ketika menggunakan Facebook.
1. Semua Orang Melihat Apa yang
Anda Tulis
Kecuali Anda telah benar-benar
berhati-hati dengan pengaturan privasi (privacy setting) akun Facebook Anda,
berhati-hatilan dengan segala yang Anda lakukan di Facebook. Menulis di wall
seseorang, misalnya, bisa dilihat oleh orang lain yang kebetulan ternyata
berteman dengan yang Anda kirimi pesan wall tadi. Etika jejaring sosial seperti
ini harus Anda perhatikan agar privasi orang lain tidak terganggu.
2. Jangan Unggah Foto Berlebihan
Ya, saya tahu Anda baru saja
berlibur ke luar negeri. Ya, saya tahu Anda dan pasangan Anda sangat romantis.
Tetapi, apakah semua foto-foto yang mengabadikan momen tersebut harus diunggah
seluruhnya? Memang, itu adalah hak Anda. Tetapi, ada etika jejaring sosial yang harus Anda perhatikan.
Bayangkan berapa lama waktu yang Anda buang percuma untuk mengunggah ratusan
foto tersebut. Toh, kebanyakan pengguna Facebook tidak begitu memedulikan
tiap-tiap foto tersebut: mereka cenderung meninjau (scanning) keseluruhan foto
daripada memperhatikan satu per satu.
3. Ketahui Kapan Saatnya Mengirim
Wall dan Kapan Saatnya Mengirim Message
Parahnya, ada banyak pengguna
Facebook yang mengirimkan pesan yang sifatnya personal melalui wall, sehingga
orang yang berteman dengan keduanya (si pengirim dan penerima wall) akan
melihat. Tentunya ini memalukan, bukan? Jika pesannya agak rahasia, kenapa
tidak berkirim message saja? Ini etika jejaring sosial yang banyak orang
abaikan.
4. Berhenti Mengirimkan Game
Request
Saya akui sebagai pengguna
Facebook saya kerap kesal dengan masalah yang satu ini. Berapa kali Anda
terganggu dengan notifikasi game request dari, sebut saja, MyFish atau
Farmville? Apalagi jika mereka yang bermain game ini juga berbagi achievements
dalam bermain game di News Feed, oh tentu saja itu mengotori halaman muka
Facebook Anda. Etika
jejaring sosial seperti ini harus diperhatikan oleh pengguna
Facebook manapun.
5. Jangan Menulis Status Terlalu
Panjang
Hampir tidak ada batasan karakter
untuk setiap status update di Facebook, tetapi studi memperlihatkan bahwa para
pengguna Facebook lebih suka melihat News Feed mereka rapi dengan status-status
update yang lebih singkat. Artinya, mereka terganggu dengan status Facebook
berparagraf-paragraf yang menjadikan halaman muka Facebook tampak penuh. Ini
harus diperhatikan.
6. Jangan Ber-Facebook-Ria Seharian
Beberapa dari kita, saking
kecanduannya dengan Facebook, hampir tidak bisa lepas dari jejaring sosial satu
ini. Sepanjang hari, yang dilakukannya hanya duduk di depan laptop (atau
mengakses dari telepon genggam), mengeklik tombol Home berulang kali demi
melihat adanya pembaruan status atau post dari siapapun. Tidakkah ini
berlebihan? Mengapa tidak habiskan waktu Anda dengan bekerja, jogging, bermain
bersama teman-teman, atau mungkin menulis blog?
7. Perbarui Profil Anda
Mungkin ini bukan termasuk etika jejaring sosial
yang penting, tetapi tidakkah Anda bosan dengan teman Anda di Facebook yang
memajang foto profil yang sama selama bertahun-tahun? Ya, lagi-lagi memang itu
adalah haknya. Tapi pikirkan lagi, apa tujuan Anda memiliki akun Facebook
kecuali untuk wahana memperbarui diri? Setidaknya, perbarui hal-hal menarik
dari diri Anda seperti foto cover, status update, apa saja. Beritahu banyak
orang Anda masih 'hidup' di Facebook.
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF
JEJARING SOSIAL
Penggunaan
situs jejaring sosial (facebook, twitter, friendster dll) menuai banyak
kritikan, seiring banyaknya kasus-kasus negatif yang terjadi di dunia nyata
yang melibatkan layanan tersebut.
Tidak
selamanya situs jejaring sosial selalu berefek buruk bagi anak dan remaja.
Sebenarnya, semua kembali ke masing-masing individu. Jika digunakan secara
positif maka hasilnya akan baik, dan sebaliknya. Kembali lagi, keluarga
berperan penting untuk mengontrol aktivitas anak di internet. Seperti apa sih Dampak Jejaring Sosial bagi Anak dan Remaja?
Efek
Positif:
- Anak
dan remaja dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan sosial yang
sangat dibutuhkan di era digital seperti sekarang ini. Mereka akan belajar
bagaimana cara beradaptasi, bersosialisasi dengan publik dan mengelola jaringan
pertemanan.
-
Memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs jejaring sosial, anak menjadi
lebih mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia, meski sebagian besar
di antaranya tidak pernah mereka temui secara langsung.
- Anak
dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui
teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena di sini mereka
berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.
- Situs
jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian dan
empati. Misalnya memberikan perhatian saat ada teman mereka yang berulang
tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan
persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
Efek
Negatif:
- Anak
dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat
pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Jika anak terlalu banyak berkomunikasi
di dunia maya, maka pengetahuan tentang seluk-beluk berkomunikasi di kehidupan
nyata – seperti bahasa tubuh dan nada suara – menjadi berkurang.
- Situs
jejaring sosial akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri.
Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka, karena kebanyakan
menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang
berempati di dunia nyata.
- Situs
jejaring sosial membuat anak dan remaja rentan terhadap sensasi.
- Bagi anak
dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring sosial.
Hal ini akan membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi
di situs jejaring sosial dan di dunia nyata. Hal ini tentunya akan mempengaruhi
keterampilan menulis mereka di sekolah dalam hal ejaan dan tata bahasa.
- Situs jejaring sosial adalah
lahan subur bagi predator untuk melakukan kejahatan. Kita tidak akan pernah
tahu apakah seseorang yang baru dikenal anak kita di internet, menggunakan jati
diri yang sesungguhnya.