Pages

Selasa, 07 Oktober 2014

Etika Dalam Bermedia Sosial dan Dampak

          Sebagai jejaring sosial terbesar di dunia, Facebook telah memberikan gaya hidup baru bagi masyarakat masa kini. Pergeseran pola interaksi sosial mulai terlihat, seiring makin banyaknya interaksi-interaksi tersebut yang mulai berpindah media ke dunia maya. Namun, di dunia internet, selalu ada etika jejaring sosial yang dijunjung tinggi untuk menjaga kepentingan dan norma sosial yang ada. Berikut ini 7 etika jejaring sosial yang Anda harus perhatikan ketika menggunakan Facebook.

1. Semua Orang Melihat Apa yang Anda Tulis
Kecuali Anda telah benar-benar berhati-hati dengan pengaturan privasi (privacy setting) akun Facebook Anda, berhati-hatilan dengan segala yang Anda lakukan di Facebook. Menulis di wall seseorang, misalnya, bisa dilihat oleh orang lain yang kebetulan ternyata berteman dengan yang Anda kirimi pesan wall tadi. Etika jejaring sosial seperti ini harus Anda perhatikan agar privasi orang lain tidak terganggu.

2. Jangan Unggah Foto Berlebihan
Ya, saya tahu Anda baru saja berlibur ke luar negeri. Ya, saya tahu Anda dan pasangan Anda sangat romantis. Tetapi, apakah semua foto-foto yang mengabadikan momen tersebut harus diunggah seluruhnya? Memang, itu adalah hak Anda. Tetapi, ada etika jejaring sosial yang harus Anda perhatikan. Bayangkan berapa lama waktu yang Anda buang percuma untuk mengunggah ratusan foto tersebut. Toh, kebanyakan pengguna Facebook tidak begitu memedulikan tiap-tiap foto tersebut: mereka cenderung meninjau (scanning) keseluruhan foto daripada memperhatikan satu per satu.
3. Ketahui Kapan Saatnya Mengirim Wall dan Kapan Saatnya Mengirim Message
Parahnya, ada banyak pengguna Facebook yang mengirimkan pesan yang sifatnya personal melalui wall, sehingga orang yang berteman dengan keduanya (si pengirim dan penerima wall) akan melihat. Tentunya ini memalukan, bukan? Jika pesannya agak rahasia, kenapa tidak berkirim message saja? Ini etika jejaring sosial yang banyak orang abaikan.
4. Berhenti Mengirimkan Game Request
Saya akui sebagai pengguna Facebook saya kerap kesal dengan masalah yang satu ini. Berapa kali Anda terganggu dengan notifikasi game request dari, sebut saja, MyFish atau Farmville? Apalagi jika mereka yang bermain game ini juga berbagi achievements dalam bermain game di News Feed, oh tentu saja itu mengotori halaman muka Facebook Anda. Etika jejaring sosial seperti ini harus diperhatikan oleh pengguna Facebook manapun.
5. Jangan Menulis Status Terlalu Panjang
Hampir tidak ada batasan karakter untuk setiap status update di Facebook, tetapi studi memperlihatkan bahwa para pengguna Facebook lebih suka melihat News Feed mereka rapi dengan status-status update yang lebih singkat. Artinya, mereka terganggu dengan status Facebook berparagraf-paragraf yang menjadikan halaman muka Facebook tampak penuh. Ini harus diperhatikan.

6. Jangan Ber-Facebook-Ria Seharian
Beberapa dari kita, saking kecanduannya dengan Facebook, hampir tidak bisa lepas dari jejaring sosial satu ini. Sepanjang hari, yang dilakukannya hanya duduk di depan laptop (atau mengakses dari telepon genggam), mengeklik tombol Home berulang kali demi melihat adanya pembaruan status atau post dari siapapun. Tidakkah ini berlebihan? Mengapa tidak habiskan waktu Anda dengan bekerja, jogging, bermain bersama teman-teman, atau mungkin menulis blog?
7. Perbarui Profil Anda
Mungkin ini bukan termasuk etika jejaring sosial yang penting, tetapi tidakkah Anda bosan dengan teman Anda di Facebook yang memajang foto profil yang sama selama bertahun-tahun? Ya, lagi-lagi memang itu adalah haknya. Tapi pikirkan lagi, apa tujuan Anda memiliki akun Facebook kecuali untuk wahana memperbarui diri? Setidaknya, perbarui hal-hal menarik dari diri Anda seperti foto cover, status update, apa saja. Beritahu banyak orang Anda masih 'hidup' di Facebook.

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF JEJARING SOSIAL

 
Penggunaan situs jejaring sosial (facebook, twitter, friendster dll) menuai banyak kritikan, seiring banyaknya kasus-kasus negatif yang terjadi di dunia nyata yang melibatkan layanan tersebut.
Tidak selamanya situs jejaring sosial selalu berefek buruk bagi anak dan remaja. Sebenarnya, semua kembali ke masing-masing individu. Jika digunakan secara positif maka hasilnya akan baik, dan sebaliknya. Kembali lagi, keluarga berperan penting untuk mengontrol aktivitas anak di internet. Seperti apa sih Dampak Jejaring Sosial bagi Anak dan Remaja?
Efek Positif:

- Anak dan remaja dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan sosial yang sangat dibutuhkan di era digital seperti sekarang ini. Mereka akan belajar bagaimana cara beradaptasi, bersosialisasi dengan publik dan mengelola jaringan pertemanan.
- Memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs jejaring sosial, anak menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia, meski sebagian besar di antaranya tidak pernah mereka temui secara langsung.
- Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena di sini mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.
- Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian dan empati. Misalnya memberikan perhatian saat ada teman mereka yang berulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.


Efek Negatif:

- Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya, maka pengetahuan tentang seluk-beluk berkomunikasi di kehidupan nyata – seperti bahasa tubuh dan nada suara – menjadi berkurang.
- Situs jejaring sosial akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang berempati di dunia nyata.
- Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja rentan terhadap sensasi.
- Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring sosial. Hal ini akan membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata. Hal ini tentunya akan mempengaruhi keterampilan menulis mereka di sekolah dalam hal ejaan dan tata bahasa.
- Situs jejaring sosial adalah lahan subur bagi predator untuk melakukan kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru dikenal anak kita di internet, menggunakan jati diri yang sesungguhnya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar